TEMPO.CO, Jakarta - Sederet nama purnawirawan jenderal Tentara Nasional Indonesia dari aneka matra tercantum dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Para purnawirawan itu di tim pemenangan Prabowo itu memiliki beragam latar belakang, mulai mantan Kepala Badan Intelijen Strategis hingga mantan menteri.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan para purnawirawan jenderal ini memiliki pengalaman yang akan berguna untuk pemenangan Prabowo - Sandiaga. Dia tak menampik para purnawirawan ini akan banyak bergerak menggalang dukungan di daerah. "Istilahnya perang teritori," kata Habiburokhman di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Ahad, 30 September 2018.
Baca:Pejabat Tak Wajib Terlibat dalam Tim Pemenangan ...
Berikut beberapa purnawirawan jenderal di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga itu:
- Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdijanto - Wakil Ketua Dewan Penasihat
Tedjo Edhy adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di era awal pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tak sampai sepuluh bulan, Tedjo terkena reshuffle dan digantikan Luhut Binsar Pandjaitan.Selama menjadi menteri, Tedjo dinilai beberapa kali melontarkan pernyataan yang blunder. Dalam polemik Komisi Pemberantasan Korupsi versus Kepolisian Republik Indonesia, misalnya, Tedjo menyebut bahwa dukungan untuk KPK berasal dari rakyat tidak jelas.
Tedjo politikus Partai Nasdem sebelum bergabung dengan Partai Berkarya pada 2016. Di struktur partai yang didirikan oleh Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto itu, dia Ketua Dewan Pertimbangan, sebelum akhirnya digantikan oleh Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto yang hijrah dari Partai Golkar.
Baca: Tim Pemenangan Prabowo Bertabur Ulama dan ...
- Letnan Jenderal TNI (purn) Yunus Yosfiah - Wakil Ketua Dewan Penasihat
Yunus Yosfiah adalah mantan Menteri Penerangan era Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Lulusan Akademi Militer Nasional angkatan 1965 ini Menteri Penerangan yang terakhir, sebelum jabatan itu dihapus Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.Nama Yunus Yosfiah kerap disebut belakangan ini seiring dengan polemik tahunan pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Yunus-lah yang menyatakan penghentian pemutaran film propaganda itu. Keputusan itu diambil lantaran adanya nuansa pengkultusan tokoh dalam sinema besutan Arifin C. Noer. Hal itu dinilai tak sejalan dengan semangat reformasi. Selain itu, Kementerian Penerangan di era Yunus menghapuskan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) yang menandai berakhirnya pengekangan terhadap pers.
Yunus juga disebut sebagai pelaku penembak lima wartawan asing di Balibo, Timor Timur pada 16 Oktober 1975. Peristiwa ini juga dikenal sebagai Balibo Five (Balibo 5). Dua wartawan asal Inggris, dua wartawan Australia, dan satu wartawan Selandia Baru tengah melakukan investigasi ihwal persiapan tentara Indonesia ke Timor Timur.
Pada 2007, Pengadilan Koroner negara bagian New South Wales Australia mengungkap bahwa Yunus Yosfiah adalah tentara yang memulai tembakan pertama terhadap para wartawan itu. Sejumlah saksi mengungkap bahwa Yunus terlibat. Ketika peristiwa itu terjadi, Yunus berpangkat kapten infanteri dan berperan sebagai komandan lapangan operasi di Balibo.
Baca: Beredar 12 Nama Kandidat Tim Pemenangan ...
Ditemui di rumahnya, Yunus menolak berbicara. "No comment!" kata dia kepada Aqida Swamurti dari Tempo pada 17 November 2007.Karier politik mengantar Yunus menjadi Ketua Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 2007. Tiga tahun setelah pensiun dari TNI pada 1999, pria kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan ini bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan. Di partai ini, Yunus sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Pada 2015, Yunus bergabung dengan Partai Gerindra dan didaulat sebagai anggota Dewan Pembina. Di Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Yunus menjadi anggota Dewan Penasihat.