TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menggelar acara jalan sehat sarungan dalam rangka rangkaian acara peringatan Hari Santri Nasional 2018 yang akan jatuh pada 22 Oktober mendatang.
Simak juga: Gelar Hari Santri Nasional, PKB: Tak Akan Jadi Ajang Kampanye
Cak Imin mengatakan, sarung digunakan dalam acara ini sebagai simbol kaum santri yang hidup di pesantren dididik dan diajar dengan kesederhanaan. "Hari ini kami penuhi Jakarta dengan kaum sarungan. Kalau biasanya CFD, hari ini kami olahraga dengan sarung," kata Cak Imin di Monas, Jakarta pada Ahad, 30 September 2018.
Selain Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu, beberapa petinggi PKB seperti Ketua DPP Jazilul Fawazid juga hadir. Tiga menteri di Kabinet Kerja dari PKB juga hadir, yakni Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Natsir, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, juga hadir. Rute jalan sehat sarungan ini dimulai dari Patung Kuda ke Monumen Nasional (Monas) berjalan ke Bundaran HI dan kembali lagi ke Monas.
"Dengan acara ini, kami berharap kaum santri bersatu dan bertekad menyatukan masyarakat, menyatukan negeri dan membangun solidaritas. Antar warga bangsa tidak boleh lagi ada perpecahan, apalagi konflik," kaya Muhaimin.
Baca: Dituduh Tak Pro Islam, Jokowi: Yang Menetapkan Hari Santri Siapa?
Penetapan Hari Santri Nasional ini dinyatakan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tertanggal 15 Oktober 2015. Tanggal 22 Oktober dipilih karena mempresentasikan subtansi kesantrian, yakni spritualitas dan patriotisme, ketika Kiai Hasyim Asyari mengumumkan fatwa Resolusi Jihad untuk merespons agresi Belanda kedua.