TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Irfan Wahid atau Ipang Wahid tak menampik bahwa video keluarga Khong Guan yang dibuat oleh tim-nya. Video itu merupakan bagian dari upaya meng-counter berbagai serangan yang menyangkut isu-isu ekonomi.
Baca: Video Viral Keluarga Khong Guan Soal Angka Kemiskinan Era Jokowi
Ipang menjelaskan, pada dasarnya video keluarga Khong Guan dibuat sesuai arahan calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi untuk membuat kampanye yang kreatif, cerdas dan jauh dari hoaks. Selain itu, Jokowi juga berpesan dalam pilpres 2019 ini merupakan pertarungan gagasan, baik yang berupa visi ke depan, maupun capaian-capaian kinerja pemerintah dalam empat tahun ini.
"Kami harus menyampaikan hal-hal yang berat dengan sederhana dan mudah dicerna. Dikemas menghibur dan targetnya viral," ujar Ipang Wahid kepada Tempo di bilangan Menteng, Jakarta pada Rabu, 26 September 2018.
Dalam video berdurasi 1 menit 50 detik tersebut, ada cerita tentang dua anak yang mirip tokoh di logo kaleng Khong Guan, mengadu malu kepada ibu mereka akan cibiran netizen soal sosok ayah yang tidak pernah ditampilkan dalam logo Khong Guan.
Baca: Dari Mana Sumber Data Kemiskinan di Video Viral Khong Guan?
Kemudian, tokoh Ibu dalam video tersebut ingin menyampaikan alasan mengapa sosok ayah tak pernah ada dalam gambar itu. “Sebenarnya ibu ingin mengatakan yang sesungguhnya kepada kalian tapi ibu takut. Ibu takut dibilang kampanye. Ayahmu sekarang tidak nganggur lagi, Nak,” ujarnya dalam video itu.
Setelah kedua anaknya mendesak, akhirnya sang ibu menceritakan soal ayah mereka sudah bisa bekerja akibat program pemerintahan Presiden Jokowi. Sehingga, membuat keluarga mereka bisa makan dengan makanan yang lebih enak. Sang ibu menceritakan bahwa pemerintah berhasil menurunkan angka pengangguran hingga 5,13 persen. Selain itu, pemerintah juga bisa mengurangi angka kemiskinan hingga satu digit yang merupakan angka terendah sepanjang sejarah.
Ipang mengatakan, data tersebut diungkapkan bukan tanpa alasan. Sebab belakangan, ujar dia, banyak data yang tidak sesuai kenyataan menjadi konsumsi publik, sehingga perlu diluruskan. "Jadi, data-data yang sebenarnya kita masukkan dalam konten kreatif. Enggak usah berat-berat, yang penting nempel di kepala orang," ujar pria yang sudah 30 tahun berkecimpung di dunia periklanan tersebut.
Baca: Jokowi Janjikan Gaji Ke-13 dan THR Bagi Pensiunan pada 2019
Jokowi, kata dia, juga tidak menutup mata bahwa banyak serangan-serangan berbau isu ekonomi ditujukan kepada dirinya saat ini. "Pak Jokowi kan memantau, beliau juga banyak punya medsos, isinya serangan semua," ujar Ipang.
Selain tentang ekonomi, Ipang menambahkan, ada banyak video kreatif yang dibuat mencakup berbagai isu. Ada juga beberapa jingle yang dibuat untuk kampanye Jokowi-Ma'ruf. Dari beberapa video yang ditunjukkan Ipang kepada Tempo, ada yang menggunakan konten-konten seni kebudayaan ketika pembukaan Asian Games 2018, dan kemudian dikemas dengan lagu-lagu yang enak didengar.
Adapula video-video singkat bergaya modern yang berisi berbagai capaian pemerintahan Jokowi selama empat tahun, mulai dari kebijakan BBM 1 harga, Freeport kembali, pembangunan LRT, MRT, tol laut, transpapua, adanya dana desa, dan banyak program serta capaian pemerintah lainnya.