TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan tugasnya akan bertambah setelah menjadi calon wakil presiden di pilpres 2019.
"Dulu untuk umat, sekarang lebih luas untuk bangsa," kata Ma'ruf usai berkunjung ke Pondok Pesantren Al Itqon, Cengkareng, Jakarta Barat pada Sabtu, 22 September 2018.
Baca: Berpidato, Ma'ruf Amin Sebut 'Satu' dengan Intonasi Khusus
Belakangan, Ma'ruf Amin semakin gencar meminta dukungan ke sejumlah pesantren, menemui para kiai dan berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia. "Saya bersilahturahim ke berbagai tokoh, berbagai tempat karena saya ini kan mau bergeser dari jalur kultural ke jalur struktural," ujarnya.
Dalam pengundian nomor urut capres pada Jumat malam, 21 September 2018 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jokowi dan Ma'ruf memperoleh nomor urut satu. Ma’ruf beberapa kali menyebut “satu” dengan tekanan intonasi yang berbeda. “Bangsa Indonesia harus di-satu-kan warganya.”
Maksudnya, kata Ma'ruf, bangsa Indonesia tidak boleh terpisah akibat kesenjangan sosial. Maka, menurut dia, saat ini ada banyak yang harus diperjuangkan bersama oleh pemerintah. "Jangan ada kesenjangan yang miskin dan kaya," ujarnya.
Baca: Sebelum Jokowi Buka Nomor Urut Pilpres 2019, Ma'ruf Amin Berdoa
Selain soal kesenjangan sosial, Ketua Umum MUI nonaktif itu mengatakan hal yang harus ditingkatkan oleh Indonesia di masa depan adalah produk lokal yang mampu bersaing di pasar global. Ma’ruf menyebut pada masa Jokowi kesenjangan sosial mulai diperjuangkan dengan pembangunan infrastruktur.
Ma'ruf berjanji bila Jokowi menang dalam pilpres 2019, pada periode keduanya nanti percepatan pembangunan untuk menuntaskan kesenjangan sosial akan tercapai. "Lima tahun ini Jokowi - Ma’ruf akan mempercepatnya dengan membuat landasan yang kuat," ujarnya.
Bila ingin Indonesia maju, kata Ma’ruf, Indonesia harus disatukan. "Indonesia di-Satu-kan di bawah Jokowi - Ma'ruf Amin," kata Ma'ruf.
Baca: Ma'ruf Amin: Jokowi Bertekad Indonesia Produsen Halal Terbesar