TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno memulai hari pengocokan undian capres dengan menyantap bubur ayam. Bukan bubur biasa, menurut dia, bubur yang menjadi menu makannya ini adalah bubur terenak.
Baca: Hujan Pagi Hari, Sandiaga Mengepel Lapangan Sebelum Main Basket
"Ini bubur terbaik se-Asia Tenggara, loh, menurut Majalah Regional Asia," kata Sandiaga saat ditemui di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat, 21 September 2018.
Bubur itu dijajakan oleh Farid, 23 tahun, asal Cianjur. Gerobaknya mungil, menyempil di koridor lapangan tenis gelanggang Bulungan.
Sandiaga menyantapnya dengan lahap sambil mengobrol dengan wartawan. "Hmmm...." katanya pada suapan yang kesekian.
Bubur Senayan langganan calon wakil presiden Sandiaga Uno di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat, 21 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menceritakan nikmatnya rasa bubur buatan Farid. Ia mengaku, bubur ini sudah lebih dari 10 tahun menjadi menu sarapan favoritnya.
Baca: Ragam Tanggapan Soal Sebutan Ulama untuk Sandiaga Uno
Menurut Sandiaga, bagian paling spesial dalam bubur adalah pelengkapnya. Daging ayam yang digunakan diambil dari dada bagian dalam tanpa kulit dan tulang sedikit pun. Lain dengan biasanya, bubur yang dijuluki Bubur Senayan itu menggunakan kerupuk sebagai ganti cakwe. Walhasil, menurut Sandiaga, rasanya menjadi lebih renyah.
Tempo sempat ikut menjajal menyantap bubur ini. Bumbu kuah kuning yang disiramkan dalam mangkuk memang tak terlalu loyal. Namun itu tak mengurangi rasa karena pada dasarnya bubur tersebut sudah gurih tanpa bumbu. Adapun teksturnya lembut dan bulir nasinya sudah melebur rata. Tak ada bagian-baian yang tampak mengerikil hingga menyelip di antara gigi.
Bubur Ayam langganan Sandiaga
Penjaja bubur, Farid, mengatakan ia tidak memakai racikan khusus untuk memasak bubur. Bumbunya sama dengan bumbu dasar bubur seperti yang lainnya. Ia hanya memainkan komposisi bahannya. Farid mengaku tak terlampau jamak menggunakan rempah-rempah sehingga rasanya tidak enek. Inilah yang membikin bubur tersebut cocok di lidah pelanggannya, termasuk cawapres pendamping Prabowo Subianto ini.
Baca: Kata Ketua Pemuda Muhammadiyah Soal Sebutan Ulama Sandiaga Uno
Sandiaga Uno melahap bubur tanpa diaduk. Soal bubur, dia mengaku cukup perfeksionis. Ia tak doyan memakai kacang, porsi buburnya harus setengah. Selain itu, ia memakan kerupuk dan daging ayam lebih dulu. Setelah itu, ia baru makan bubur dan telur. Telur menjadi gong penutup urutan makan dengan bagian kuning yang dibiarkan setengah matang.
Pada suapan terakhir, Sandiaga mengungkapkan bahwa pedagang bubur ini pernah kena relokasi. Mula-mula lapak milik Farid itu dibuka di GOR Prestasi di Cianjur, lalu karena penertiban. Setelah itu, Farid membawa gerobak bubur ini ke Senayan, Jakarta. "Sempat tergusur karena enggak ada lahan usaha. Waktu saya jadi Wagub DKI, saya undang kembali dia ke sini. Ini bagian dari Ok Oce," ujar Sandiaga.
Farid, si empunya gerobak bubur, bekerja di rumah Sandiaga. Ia membantu pekerjaan apa pun yang dibutuhkan di rumah cawapres itu. Bila pagi tak berjualan bubur, Farid menjaga kediaman bosnya. "Ya, paling nerima tamu," kata dia.
Farid menjajakan buburnya mulai pagi hingga siang. Tamunya ialah para pengunjung gelanggang. Sedangkan Sandiaga adalah pelanggan tetapnya yang selalu datang setiap Jumat.