TEMPO.CO, Jakarta - Debat pilpres berbahasa Inggris yang diusulkan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi perbincangan banyak kalangan, dianggap penting oleh Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Pusat (DPP) PAN Faldo Maldini. Berdebat dalam bahasa Inggris dianggap perlu untuk kepala negara. "Sebenarnya kemampuan bahasa asing kepala negara juga penting," ujar Faldo di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 September 2018.
Namun, ia mengakui bahwa yang jauh lebih penting adalah bagaimana debat itu bisa menyampaikan semua isu kepada masyarakat.
Baca Juga:
Baca:
Soal Debat Pilpres, Tim Jokowi: Kalau Ada Tes ...
Kubu Prabowo Usul Debat Pilpres 1 Jam, Kubu ...
Faldo mengatakan debat pilpres harus berisi gagasan yang menarik, terlepas dari apapun bahasa yang digunakan. "Perdebatan itu harus explore gagasan," kata dia.
Usul debat menggunakan bahasa Inggris disampaikan oleh koalisi partai politik pengusung Prabowo - Sandiaga Uno. Seusai menggelar rapat di Jalan Daksa, Jakarta 13 September 2018, Ketua DPP Partai Amanat Nasional Yandri Susanto mengatakan debat dalam bahasa Inggris diperlukan karena presiden akan berinteraksi dengan orang dari semua negara.
Baca:
Prabowo - Sandiaga Uno Tolak Usul Debat ...
Usulan Debat Pilpres, PDIP: Jokowi dan Maruf ...
Calon presiden Prabowo menolak usul debat Pilpres 2019 menggunakan bahasa Inggris. Menurut dia, debat capres-cawapres lebih baik menggunakan bahasa Indonesia. “Enggak perlu lah, bahasa Indonesia saja, bahasa kebangsaan,” kata dia di kediamannya di Jalan Kartanegara, Jakarta, Jumat, 14 September 2018.
Calon wakil presiden pendamping Prabowo, Sandiaga Uno juga menolak usulan penggunaan bahasa Inggris dalam debat capres-cawapres. Menurut Sandiaga, masyarakat akan lebih mudah memahami isi acara debat pilpres bila menggunakan bahasa Indonesia. “Saya rasa enggak perlu,” kata dia. Sandiaga mengatakan tidak semua masyarakat mampu berbahasa Inggris. Dia khawatir isi debat hanya bisa dicerna golongan tertentu.
ANDITA RAHMA | ROSSENO AJI