TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan partainya kesulitan menggaet suara generasi milineal dalam Pemilu 2019. Sebab, selama ini Partai Golkar lekat dengan gambaran partai orang tua. "Sesungguhnya Partai Golkar ini agak berat masuk ke kelompok ini (generasi milenial), karena Partai Golkar ini dianggap partainya orang tua," ujar Doli di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 September 2018.
Populasi pemilih milineal diperkirakan sekitar 30 persen dari total pemilih. Sehingga, pasangan calon presiden dan wakil presiden kini berebut suara mereka. Golkar sudah memetakan karakteristik anak muda masa kini yang cenderung kritis dan punya rasa ingin tahu yang besar.
Baca:
Golkar Ganti Dua Caleg Eks Koruptor ke KPU
Saksi Sebut Fayakhun Bagi Duit agar Jadi Ketua DPD Golkar DKI ...
Golkar mencatat beberapa poin yang penting mengenai pemilih milenial. “Pertama, generasi milenial karakteristiknya unik," ujar Doli. Mereka pemilih yang kritis dan sensitif terhadap hal-hal yang dianggap menyimpang.
Hal yang dimaksud dengan menyimpang adalah masalah korupsi. Karena itulah, Golkar terus menyerukan sebagai partai yang bersih dari korupsi. "Kami sudah memetakan, mereka (millenial) sensitif dengan isu korupsi dan politisasi identitas berlebihan," ucap Doli.
Baca: Sidang Suap Satelit Bakamla Hadirkan Sekretaris DPD Partai Golkar ...
Salah satu cara sosialisasinya adalah dengan menyiarkan bahwa generasi muda di dalam beberapa tahun terakhir ini gencar melakukan kampanye bersih-bersih. “Tapi, tantangannya juga besar.”