TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Yandri Susanto mengungkapkan perbedaan Joko Widodo atau Jokowi dan Sandiaga Uno saat hendak maju dalam pemilihan presiden.
Baca juga: Begini Pernyataan Lengkap Sandiaga Soal Tempe Setipis ATM
Sandiaga, kata Yandri, rela melepas jabatan Wakil Gubernur DKI yang sudah didapat saat maju pilpres 2019 sebagai calon wakil presiden.
Adapun Jokowi, Yandri mengatakan, tidak sampai melepas jabatan Gubernur DKI saat maju pilpres 2014. "Jokowi maju pilpres tetap pegang gubernur. Siapa tahu kalah, bisa balik jadi Gubernur DKI waktu itu. Beda dengan Sandi," katanya.
Selain itu, Yandri menilai bahwa Sandiaga Uno yang mundur dari pengurus dan keanggotaan Gerindra sebelum mendaftar ke KPU menunjukkan komitmen Sandiaga dan menghargai bahwa partai koalisi dibangun karena adanya kebersamaan. "Bukan maunya hanya Partai Gerindra saja," katanya.
Baca juga: Kata Sandiaga Uno soal Dua Kaki Demokrat di Pilpres 2019
Yandri meyakini Partai Gerindra tak akan memainkan egosentris partai di dalam koalisi pendukung Prabowo - Sandiaga Uno. Prabowo, kata dia, tak pernah mengecilkan partai koalisinya.
"Kami yakin, dengan adanya koalisi ini, insya Allah Demokrat besar, PAN besar, PKS besar, Gerindra besar," kata Yandri dalam sebuah diskusi di Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 13 September 2018.
Adapun soal Ketua Tim Pemenangan Djoko Santoso, Yandri melihat prestasinya sebagai Panglima dan Kasad. "Komitmen untuk NKRI menjadi tolok ukur kita jadikan ketua timses," ujarnya.