TEMPO.CO, Jakarta-Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan tak khawatir meskipun bos media Erick Thohir menjadi ketua tim kampanye nasional (TKN) Joko Widodo dan Ma'aruf Amin. Erick merupakan pendiri Mahaka Group, sebuah perusahaan yang bergerak pada bisnis media dan hiburan.
Hinca Panjaitan berujar meski Erick Thohir sebagai pemilik media mainstream, hal itu tak akan mengganggu sistem demokrasi saat pemilihan presiden 2019 berlangsung. "Tidak ada kebebasan pers tanpa demokrasi yang baik. Tidak ada demokrasi yang baik tanpa kebebasan pers," ujar Hinca setelah menghadiri acara ulang tahun ke-17 Partai Demokrat di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Jalan Mega Kuningan Timur VII, pada Ahad, 9 September 2018.
Baca: Popularitas Erick Thohir Dianggap Bukan Jaminan Menangkan Pilpres
Hinca percaya bahwa media mainstream tetap profesional. Ia menganalogikan media sebagai sebuah panggung. Sedangkan politikus adalah para penarinya. Panggung akan memberikan tempat bagi siapa pun yang bakal menari menampilkan kepiawaiannya kepada penonton.
Media yang diibaratkan panggung itu, kata Hinca, bakal tetap memiliki fungsi yang sama kendati lakon pemarinya berbeda-beda. "Penari biarlah menari. Jangan penari juga memiliki panggung supaya masing-masing memainkan peran," ujarnya.
Hinca berharap semua media menyediakan cawan alias wadah untuk semua politikus. Sebab, kata dia, wadah berupa media itu adalah tempat bagi semua politikus untuk mengadu. "Ini saya sampaikan ke wartawan ya, supaya sampaikan ke bosnya," kata Hinca sembari berseloroh.
Simak: Pengamat: Jokowi Pilih Erick Thohir untuk Lawan Sandiaga