TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membentuk gugus tugas khusus melakukan revalidasi data pemilih setelah koalisi menemukan 25 juta pemilih ganda dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilu 2019.
"Jadi kami sudah membentuk gugus tugas yang diberikan tanggung jawab untuk melakukan revalidasi atas data yang diberikan," kata Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno di Jakarta, Kamis, 6 September 2018.
Baca: Ada Dugaan Pemilih Ganda di DPT Pemilu 2019, Ini Rincian Data KPU
Menurut Eddy, partai-partai dalam koalisi akan berkoordinasi dengan KPU dan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri terkait revalidasi data pemilih itu. "Jadi mau tidak mau Dukcapil harus ikut terlibat secara proaktif di sini, sehingga data yang diberikan oleh Dukcapil kepada KPU di daerah-daerah itu akurat," ujarnya.
Eddy mengatakan indikasi pemilih ganda sangat krusial dalam pelaksanaan pemilu karena jumlahnya yang signifikan, mencapai 25 juta pemilih. Namun ia enggan berspekulasi soal pihak yang salah terkait adanya pemilih ganda tersebut.
Baca: Banyak DPT Ganda, Ini yang Akan Dilakukan KPU dalam 10 Hari
Koalisi Prabowo - Sandiaga sebelumnya mengungkapkan menemukan sekitar 25 juta pemilih ganda. Data tersebut ditemukan dari jumlah DPT awal yang diperoleh koalisi sebanyak 137.356.266 pemilih. Dari angka tersebut, koalisi menemukan terdapat data ganda sebanyak 25.410.615 pemilih.
Eddy bahkan menyebut timnya menemukan nama satu orang yang muncul tujuh kali di satu tempat pemungutan suara (TPS). Ada pula yang muncul empat kali di tempat yang berbeda. "Jadi itu yang merupakan salah satu bagian dari telaah kami untuk menentukan apakah data yang diberikan itu perlu disisir dengan betul-betul teliti untuk mendapatkan data yang bisa disepakati oleh semuanya," kata dia.