TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki memberi pengarahan kepada tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, dalam rapat para sekretaris tim kampanye nasional dan badan pemenangan pemilu Koalisi Indonesia Kerja di Posko Cemara pada Senin malam, 3 September 2018.
Baca juga: Demokrat Sebut Deddy Mizwar Belum Menjadi Jubir Jokowi - Ma'ruf
"Saya sebagai staf khusus presiden, hari ini menjadi narasumber terkait kebijakan-kebijakan pemerintah," ujar Teten saat ditemui Tempo di Posko Cemara pada Senin malam, 3 September 2018.
Kepada Tempo, Teten menjelaskan, sebagai calon presiden inkumben, keberhasilan-keberhasilan pemerintah saat ini tentunya akan menjadi senjata dalam kampanye pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019 mendatang. Untuk itu, ujar dia, informasi terkait capaian-capain kinerja pemerintahan tersebut harus sampai dengan jelas kepada masyarakat.
Mantan Kepala Staf Presiden itu membeberkan, sebagian besar pengarahan yang diberikannya kepada tim kampanye nasional Jokowi - Ma'ruf adalah terkait kebijakan ekonomi. "Sebab, saat ini kita tengah menghadapi masalah ekonomi. Bukan hanya karena persoalan di dalam negeri, tapi juga akibat faktor eksternal. Ini yang perlu dijelaskan kepada masyarakat," ujar Teten.
Baca juga: Erick Thohir Tak Mau Komentar Soal Tim Sukses Jokowi
Misalnya, ujar Teten, ihwal rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat, harus dijelaskan kepada masyarakat bahwa bukan hanya nilai tukar rupiah yang sedang mengalami tekanan. "Ini tekanan global dan hampir seluruh negara di dunia mengalami hal yang sama," ujar Teten.
Selain itu, ujar dia, tim kampanye juga harus bisa meluruskan data-data yang salah kaprah atau data hoax yang beredar di masyarakat terkait kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Sementara itu, ujar dia, Presiden bersama kabinet dan jajaran pemerintahan terus berusaha mengatasi keadaan ekonomi agar terus membaik.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Jokowi Tak Beri Sertifikat Tanah pada Konglomerat
Presiden Jokowi, ujar Teten, saat ini juga terus meminta pendapat dan masukan dari para pengusaha, terutama pada sektor usaha yang terpukul akibat melonjaknya dolar. "Namun, di tengah tekanan global ini, masyarakat harus tahu bahwa ekonomi kita masih bisa tumbuh di atas 5 persen," ujar dia.