TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan koalisinya tidak hanya fokus menangkal serangan di 'udara', tetapi juga akan lebih fokus dalam upaya pemenangan di darat. Eddy mengatakan untuk itu Djoko Santoso, ketua tim pemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno (Prabowo - Sandiaga), yang berlatar belakang militer memainkan peran penting.
Baca: Prabowo Tunjuk Djoko Santoso untuk Pecah Suara Purnawirawan
Menurut Eddy, tim pemenangan Prabowo - Sandiaga akan mengacu pada sistem operasional berbasis teritorial, untuk fokus memenangkan pertarungan di darat. "Di sini lah salah satu peran penting Pak Djoko Santoso sebagai sosok yang pernah memegang jabatan penting di TNI, beliau memahami bagaimana pemenangan berbasis teritorial itu bisa dilaksanakan dengan efisien," ujar Eddy di kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta pada Rabu, 22 Agustus 2018.
Menurut Eddy, meski banyak serangan-serangan di udara dan euforia di media sosial saat ini, kemenangan pada akhirnya akan ditentukan di darat atau lapangan. "Untuk itu, kami akan membuat struktur yang efisien dalam tim pemenangan ini," ujar dia.
Kendati belum resmi didaftarkan menjadi ketua tim pemenangan, kubu Prabowo mengklaim koalisi sepakat dengan penunjukkan Djoko sebagai ketua tim. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra ini dipilih karena dinilai memiliki kemampuan melobi dan dekat dengan semua kalangan.
Djoko Santoso merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1975. Lelaki kelahiran Jawa Tengah, 8 September 1952 ini memulai karier militer sejak menjabat sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang.
Karier Djoko Santoso mulai menanjak saat menjadi perwira tinggi dengan menjabat sebagai Panglima Kodam XVI/Pattimura pada 2002. Djoko juga pernah menjadi Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) tahun 2002-2003 yang menangani konflik di Maluku.
Pada Maret 2003, Djoko dipercaya untuk mengisi posisi Panglima Kodam Jaya. Jabatan Pangdam Jaya tak lama diembannya setelah dimutasi kembali untuk menjadi Wakil Kepala Staf TNI AD. Pada 2005 dia diangkat menjadi Kepala Staf TNI AD menggantikan Ryamizard Ryacudu.
Simak: Rapat Timses Prabowo, Djoko Santoso: Kami Inventarisir Nama-nama
Di era pemerintah Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Djoko Santoso ditunjuk sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal purnawirawan Djoko Suyanto. Jabatan tertinggi di tubuh TNI ia emban dari 28 Desember 2007 – 28 September 2010.