TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP menggelar upacara peringatan hari kemerdekaan ke-73 Indonesia di kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjadi inspektur dalam upacara ini.
Baca: Sebut Prabowo Jenderal Kardus, Andi Arief: Itu Jenderal yang ...
Dalam pidatonya, Hasto sempat menyindir beberapa isu di tahun politik. Meski tak menyebut nama, Hasto menyinggung tentang bagaimana dugaan seorang tokoh mengeluarkan mahar politik untuk menjadi calon wakil presiden atau cawapres. "Mau jadi wakil presiden saja harus keluarkan dana Rp 1 triliun," kata Hasto, Jumat, 17 Agustus 2018.
Sebelumnya, isu dugaan mahar politik ini mencuat da menyeret nama calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. Dugaan mahar politik dari Sandiaga ini mencuat lewat cuitan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief di Twitternya.
Andi menuding Sandiaga menjanjikan masing-masing Rp 500 miliar kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Andi menyebut Sandi memberikan uang itu agar kedua partai membolehkannya maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Sandiaga Uno telah mengklarifikasi dugaan pemberian mahar politik kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menyampaikan bantahannya kepada Direktur Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Cahya Hardianto Harefa. "Tadi saya sampaikan kepada Pak Cahya bahwa saya membantah dan menyatakan itu tidak benar," kata dia di Gedung KPK, Selasa, 14 Agustus 2018.
Baca juga: Partai Demokrat Anggap Polemik Soal Jenderal Kardus Telah Selesai
Makanya Hasto mengingatkan para peserta upacara di kantor PDIP agar menjaga tahun politik. Menurut dia, tahun politik harus dijaga agar demokrasi berjalan santun dan penuh kegembiraan politik.