TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto dan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (Prabowo - Sandiaga) mendatangi kator Pusa Dewan Dakwah Muhammadiyah. "Kami bertukar pandangan, banyak pandangan sama, ada kesadaran arah perkembangan ekonomi," kata Prabowo di Kantor Muhammadiyah, Senin malam, 13 Agustus 2018.
Baca: Fadli Zon: Tim Sukses Prabowo - Sandiaga Dibentuk Pekan Ini
Menurut Prabowo, perekonomian Indonesia saat ini masih terpuruk. Dia mengatakan kekayaan negara masih dikuasai oleh asing, sehingga masyarakat tidak dapat merasakan manfaat dari kekayaan alam tersebut.
Kemudian, Prabowo meminta Muhammadiyah untuk membuka pintu untuk dirinya. Agar dapat melakukan kajian ilmiah bersama. "Supaya bangsa ini bisa maju berdasarkan fakta, bukan selera," kata dia dia.
Simak: Begini Posisi SBY, Sohibul, dan Zulkifli di Tim Prabowo - Sandiga
Ketua Umum Dewan Dakwah Muhammadyah, Haedar Nashir, mengatakan ada enam poin yang dibicarakan dengan Prabowo. Poin tersebut, kata dia sebagai acuan bahan kebijakan pemerintah lima tahun ke depan.
Haedar menyebutkan, agama, pancasila, dan kebudayaan menjadi pondasi nilai dan sumber inspirasi untuk menyusun kebijakan. "Jangan sampai terdapat kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan nilai dasar," kata dia. Kemudian, pada poin kedua, Haedar menyebutkan Prabowo dan Sandiaga diminta untuk menegakkan kedaulatan negara melalui kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
Baca juga: Sandiaga Santri Post-Islamisme VS Ma'ruf yang Tidak Milenial
Pada poin ketiga, Dewan Dakwah Muhammadyah meminta Prabowo dan Sandiaga untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi secara progresif. "Khususnya dalam menghadapi sekelompok kecil yang menguasai ekonomi, " kata Haedar.
Keempat, Haedar meminta untuk dilakukan rekonstruksi pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia. Untuk menjadikan Indonesia unggul dan dapat bersaing dengan kualitas SDM asing. Setelah itu, Haedar mengatakan di poin kelima, agar Prabowo - Sandiaga melakukan reformasi birokrasi. "Pemberantasan korupsi menjadi agenda kebijakan utama," ujar Haedar.
Simak juga: Demokrat: SBY Bagi Cara Menang Pilpres ke Prabowo - Sandiaga
Poin terahir, Haedar meminta Prabowo - Sandiaga melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk melindungi kepentingan dalam negeri. Menurut dia, Indonesia merupakan negara islam terbesar, sehingga memiliki kekuatan strategis di dunia islam.