TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Roda Tiga Konsultan menyatakan jumlah masyarakat yang setuju dengan gerakan ganti presiden meningkat antara April hingga Juli 2018. Di lain sisi, jumlah masyarakat yang tidak setuju dengan gerakan tersebut juga ikut meningkat.
Baca: PKS: Pertemuan SBY - Sohibul Samakan Persepsi Soal Ganti Presiden
“Kesadaran masyarakat terhadap isu Ganti Presiden sudah cukup tinggi,” kata Direktur Riset Roda Tiga Konsultan, Rikola Fedri di Jakarta, Ahad, 5 Agustus 2018.
Gerakan ganti presiden identik dengan gerakan yang mengusung #GantiPresiden2019. Gerakan yang diinisiasi politikus PKS, Mardani Ali Sera bertujuan menggalang dukungan untuk mengalahkan calon presiden inkumben Joko Widodo dalam gelaran pemilihan presiden 2019.
Baca juga: Hasil Survei Terbaru RTK Soal Elektabilitas AHY sebagai Cawapres
Riko mengatakan, berdasarkan survei jumlah responden yang setuju dengan gerakan tersebut pada April 2018 sebanyak 38,3 persen. Jumlah itu meningkat pada Juli 2018 menjadi 42,7 persen.
Sementara jumlah masyarakat yang tidak setuju dengan gerakan ini pada April 2018 mencapai 36,3 persen. Jumlah itu meningkat pada Juli 2018 menjadi 43,4 persen.
Menurut Riko, jumlah masyarakat yang setuju dan tidak setuju meningkat seiring dengan menurunnya jumlah masyarakat yang awalnya tidak menyikapi isu tersebut. Pada April 2018, jumlah masyarakat yang tidak mau menjawab atau menjawab tidak tahu berjumlah 25 persen, tapi pada Juli 2018 turun menjadi 13,9 persen. “Persentase masyarakat yang menyikap isu ini 61,1 persen,” kata dia.
Baca: Diminta Turun ke Jalan Tandingi #2019GantiPresiden, Ini kata PDIP
Roda Tiga menggelar survei pada 23 Juli sampai 1 Agustus 2018. Survei menggunakan metode stratified systemic random sampling yang melibatkan 1610 responden usia 17 tahun ke atas. Jumlah Responden diklaim terdistribusi secara proporsional tiap provinsi. Rentang margin of error diklaim 2,5 persen.
RYAN DWIKY ANGGRIAWAN