TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan partainya memperhatikan betul hasil ijtima ulama yang diadakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa atau GNPF. "Ijtima ulama, namanya nasihat dari ulama, tentu kami dengar betul. Lalu kami dorong ke koalisi," katanya setelah mengikuti Sidang Majelis Kehormatan Partai Gerindra di kantor Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Ragunan, Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018.
Dia menjelaskan, Partai Gerindra adalah partai dengan 13 persen kursi di parlemen. "Artinya, kami tidak bisa putuskan semua berdasarkan keinginan Partai Gerindra saja," ujarnya.
Baca:
Di Istana Bogor, Bupati Asal Gerindra Dukung Jokowi 2 Periode
Tim Kecil Demokrat Bertemu Gerindra Matangkan Koalisi
Ijtima Ulama GNPF, yang diadakan akhir Juli lalu, menghasilkan rekomendasi calon presiden adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sedangkan wakilnya ada dua opsi, yakni Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKS) Salim Segaf Al-Jufri dan penceramah Abdul Somad.
Habiburokhman mengatakan Gerindra tidak dalam posisi memilih di antara keduanya. "Kesimpulan akhirnya ke koalisi," ucapnya.
Baca: Pertemuan SBY - Prabowo, Gerindra Harap Akan Ada Kesepakatan
Dia juga membantah bahwa cawapres akan dipilih sendiri oleh Prabowo. "Menurut saya, tidak juga. Pak Prabowo tetap menyerap aspirasi dari teman-teman koalisi," tuturnya. Habiburokhman mengatakan nama itu akan diumumkan mendekati pendaftaran capres-cawapres. "Kalau secara personal, tidak mungkin dibocorkan. Kalau secara umum, kandidat yang bagus-bagus."