TEMPO.CO, Makassar-Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Haji Maruf Amin mengaku telah menyiapkan visi dan misi jika ditunjuk sebagai calon wakil presiden Joko Widodo atau cawapres Jokowi. Salah satu visi dan misinya ialah menjaga keutuhan bangsa agar tak terpecah-belah, serta menjamin keamanan serta kedamaian.
“Saya kira banyak (program yang harus dilakukan),” tutur Maruf Amin dalam acara Memorandum of Understanding (MoU) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman tentang kerja sama pengembangan produk pertanian di Makassar, Sabtu, 28 Juli 2018.
Baca: Isu Cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin: Kalau Negara Memanggil, Siap
Maruf Amin tak ingin negara berkonflik sehingga rakyatnya tak bisa berbuat apa-apa. Tak hanya itu ia juga menginginkan pemberdayaan ekonomi umat dan membangun karakter bangsa agar tak hancur. “Penegakan hukum juga perlu diperbaiki,” ucap Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini.
Sebelumnya ada enam ketua umum partai koalisi pendukung Jokowi yang tak keberatan Maruf Amin menjadi cawapres. Mereka beranggapan Maruf layak jadi pendamping Jokowi lantaran merupakan tokoh berlatar belakang Islam non-partai.
Simak: Disebut Bakal Cawapres Jokowi, Maruf Amin: Bisa-bisanya Media
Cawapres berlatar belakang tokoh Islam dan nonpartai telah lama menjadi pembicaraan sebagai alternatif pendamping Jokowi. Alasannya, lawan politik Jokowi terus menyerangnya sebagai presiden yang tak dekat dengan pemilih muslim.
Sebelumnya Jokowi juga telah menggelar pertemuan dengan enam ketua umum partai koalisi pendukungnya di Istana Bogor, Jawa Barat. Pertemuan itu dihadiri Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang.