TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan para ulama, kiai, masyayikh, dan warga NU akan mendukung calon presiden (capres) yang berpasangan dengan sosok dari kalangan nahdliyin.
Baca: Didukung NU, Muhaimin Iskandar Percaya Diri Jadi Cawapres Jokowi
Alasannya, cawapres dari kalangan NU bisa menjalankan mandat berdirinya organisasi itu. "Karena warga nahdliyin yakin bahwa mandat untuk meneguhkan Islam moderat dan toleran, serta ikhtiar mengawal kedaulatan NKRI, akan dapat dilakukan dengan baik," kata Robikin kepada Tempo, Kamis, 19 Juli 2018.
Robikin menuturkan, berdasarkan pemberitaan media dan rilis berbagai lembaga survei, sejumlah tokoh NU disebut-sebut berpeluang menjadi calon wakil presiden. Misalnya, dia menyebutkan Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ma'ruf Amin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.
Nama-nama tersebut belakangan muncul dalam sejumlah survei sebagai kandidat calon wakil presiden yang mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pemilihan presiden atau pilpres 2019.
Kendati begitu, Robikin menegaskan, politik kebangsaan warga NU berlaku bagi siapa pun calon presidennya. NU, kata dia, bukan berarti masuk ke pusaran politik praktis.
Simak juga: Pengamat: Tanpa Didampingi Muhaimin, Ulama NU Tetap Dukung Jokowi
Menurut Robikin, keputusan untuk menentukan nama calon wakil presiden tentunya menjadi otoritas capres. "Tidak sama sekali. Tapi semata ekspresi dari sikap politik kebangsaan warga Nahdlatul Ulama," katanya.