TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, akan bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu, 18 Juli 2018 mendatang. "Pertemuan itu adalah pertemuan lanjutan dari yang telah dilakukan pak Syarief (wakil ketua umum partai Demokrat) di kediaman pak Prabowo pekan lalu. Sedang dicocokkan konfirmasi jamnya. Insya Allah hari Rabu," kata Muzani di Gedung DPR, Senin, 16 Juli 2018.
Baca: Cawapres Prabowo: Mulai Aher, Salim Segaf, Zulhas, Hingga Anies
Muzani mengatakan pertemuan dua pimpinan partai ini akan berisi diskusi-diskusi soal permasalahan bangsa Indonesia, termasuk pilihan-pilihan yang akan diambil untuk menjawab persoalan bangsa Indonesia. Salah satunya juga akan membahas soal pemilihan presiden atau Pilpres 2019.
Ahmad juga mengakui bahwa pertemuan ini memiliki harapan bagi partai Gerindra untuk mendapatkan dukungan dari partai Demokrat di pilpres 2019. "Ya pak Prabowo insya Allah akan maju sebagai calon presiden dan tentu saja kami akan mengajak Demokrat untuk gabung bersama-sama menjadi barisan dalam koalisi mengusung pak Prabowo," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan Demokrat masih membutuhkan waktu untuk menentukan sikap terkait koalisi pilpres 2019. Ia juga mengatakan bahwa pertimbangan utama partai Demokrat tergantung dengan kesesuaian visi-misi partai Demokrat dengan suatu koalisi yang akan didukung.
"Yang paling utama apakah koalisi itu chemistrynya cocok dengan Demokrat. Kedua, bagaimana program lima tahun ke depan, apakah program-program yang akan dijalankan betul-betul berdampak positif terhadap rakyat," kata Syarif.
Simak juga: Minta Restu Prabowo Jadi Capres, Anies Baswedan: Itu Dongeng!
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengatakan dalam rekaman videonya bahwa mereka belum menentukan pilihan di Pilpres 2019. Dalam rekaman itu, SBY mengatakan Demokrat membuka peluang bergabung dengan koalisi Presiden Joko Widodo atau Jokowi atau merapat ke Prabowo Subianto. Bahkan, mereka masih membuka kemungkinan membentuk poros ketiga.
RYAN DWIKY ANGGRIAWAN